TIMES PURWAKARTA, PONOROGO – Generasi muda Kabupaten Ponorogo membuktikan kecintaan dan kontribusinya terhadap pelestarian seni tradisional dalam Festival Reog Remaja (FRR) XXI. Seluruh kemampuan dan kreativitas peserta ditunjukkan pada hari pertama kompetisi, Rabu (18/6/2025) malam.
Satu dari enam tim yang tampil saat itu di antaranya adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Jenangan. Meskipun dengan persiapan yang cukup singkat, para pemain mampu tampil maksimal di atas panggung terbuka Alun-alun Ponorogo.
“Persiapan kami tahun ini sebenarnya sedikit mendadak, cuma kurang dari satu bulan persiapannya tapi Alhamdulillah selama satu bulan kurang itu berjalan lancar. Kalau optimis tetap harus optimis dan sedikit ada harapan masuk nominasi,” kata pelatih SMP 1 Jenangan, Ageng Bronjontoko.
Menurutnya, keikutsertaan anak-anak didiknya dalam FRR XXI bukan sekadar mengejar prestasi dan gelar juara. Dia menilai kerja keras mereka dalam berlatih selama ini lebih didorong rasa cinta terhadap kesenian Reog Ponorogo.
Ageng yang ditemui di belakang layar sebelum tampil, menilai antusiasme para siswa cukup tinggi untuk mempelajari kesenian tersebut. “Sayang kalau tidak mengikuti Festival Reog Remaja ini. Tujuannya untuk menyalurkan bakal mereka,” ujarnya.
Pertunjukkan malam itu dibuka oleh penampilan peserta nomor urut pertama bernama Taruno Mudo Sigolo-golo. Grup beranggotakan pelajar Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Ponorogo dari Kecamatan Babadan itu langsung memukau para penonton di area panggung terbuka Alun-alun Ponorogo.
Penampilan dua pemain cilik pemeran Bujang Ganong berhasil menarik perhatian penonton lewat gerakannya yang atraktif. Tak jarang, sorangan penonton bergema di sepanjang pertunjukan reog yang dibawakan grup tersebut.
Para pemain anak-anak bahkan mendominasi penampilan dari grup Widya Simha Wiraga dari Sanggar Tari Candra Waskitha Kecamatan Pulung. Dari mulai para prajurit pasukan berkuda bernama Jathil hingga pembawa topeng Singo Barong berukuran mini juga diperankan pemain cilik.
Meskipun demikian, kemampuan mereka dalam menari tidak kalah bagus dari para penari yang lebih dewasa. Selain itu, para pemain cilik tersebut juga dinilai memiliki mental yang cukup kuat sehingga dapat tampil penuh percaya diri di atas panggung.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko pun menyempatkan hadir bersama penonton untuk menyaksikan secara langsung. Kedatangannya itu pun menambah motivasi bagi para pemain yang tampil selanjutnya sehingga dia pun menikmati FRR XXI hari pertama hingga selesai. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Hari Pertama Festival Reog Remaja di Ponorogo Tampilkan Para Pemain Bertalenta Apik
Pewarta | : M. Marhaban |
Editor | : Ronny Wicaksono |