TIMES PURWAKARTA, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyampaikan bahwa Israel dan Iran telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata menyeluruh guna mengakhiri konflik bersenjata yang berlangsung selama 12 hari.
Melalui unggahan di platform Truth Social pada Senin (23/6/2025), Donald Trump menyampaikan pesan penuh optimisme. “Selamat untuk semua pihak! Israel dan Iran telah mencapai kesepakatan penuh untuk memberlakukan gencatan senjata total dalam enam jam ke depan, setelah kedua belah pihak menyelesaikan operasi akhir mereka. Selama 12 jam ke depan, perang akan dianggap selesai," tulis Trump.
Dalam pernyataannya, Trump mengklaim bahwa Iran akan menjadi pihak pertama yang mematuhi gencatan senjata, diikuti oleh Israel 12 jam kemudian. Ia menambahkan bahwa dalam waktu 24 jam, dunia akan menyaksikan berakhirnya konflik 12 hari tersebut secara resmi.
Trump juga menegaskan pentingnya menjaga perdamaian pasca gencatan senjata, dan menyampaikan apresiasinya terhadap kedua negara yang menurutnya menunjukkan "ketahanan, keberanian, dan kecerdasan" dalam mengambil keputusan untuk mengakhiri perang.
"Perang ini berpotensi berlangsung bertahun-tahun dan menghancurkan kawasan Timur Tengah, tetapi syukurlah itu tidak terjadi," ujarnya.
Tak lupa, Trump menutup pernyataannya dengan doa untuk perdamaian: “Tuhan memberkati Israel, Iran, Timur Tengah, Amerika Serikat, dan seluruh dunia.”
Konflik yang dimaksud bermula pada 13 Juni, ketika Israel melakukan serangan rudal besar-besaran terhadap Iran dengan tudingan bahwa Teheran tengah menjalankan program senjata nuklir rahasia. Sebagai balasan, Iran meluncurkan operasi bernama “True Promise III” dan menargetkan sejumlah titik strategis di Israel.
Ketegangan meningkat tajam pada 22 Juni, setelah AS meluncurkan serangan ke tiga fasilitas nuklir utama Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan, sehingga secara resmi terlibat dalam konflik tersebut. Serangan ini memicu reaksi dari Iran, yang kemudian membalas dengan menembakkan rudal ke Pangkalan Militer AS Al Udeid di Qatar.
Meski demikian, Iran bersikeras bahwa program nuklirnya tidak memiliki tujuan militer. Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, menyatakan pada 18 Juni bahwa belum ditemukan bukti adanya pengembangan senjata nuklir oleh Iran. Temuan ini senada dengan laporan intelijen AS yang dikutip CNN sehari sebelumnya, yang menyebutkan tidak ada indikasi bahwa Iran tengah mengembangkan senjata nuklir secara aktif. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Donald Trump Sebut Iran dan Israel Sepakati Gencatan Senjata
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |