TIMES PURWAKARTA, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyambut baik berlanjutnya gencatan senjata di Gaza, setelah sempat terjadi pelanggaran pada akhir pekan lalu. Langkah ini memungkinkan bantuan kemanusiaan kembali disalurkan kepada ribuan warga Palestina yang terdampak konflik.

Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, mengatakan bahwa pihaknya bersyukur kedua belah pihak telah menegaskan kembali komitmen untuk menghormati perjanjian gencatan senjata.

“Kami sangat senang bahwa kedua belah pihak telah menegaskan kembali komitmen mereka untuk mengimplementasikan gencatan senjata di Gaza dan memuji upaya para mediator,” ujarnya di New York, Senin (20/10/2025).

Meski demikian, Dujarric menegaskan PBB tetap prihatin terhadap aksi kekerasan yang masih terjadi dan menyerukan agar Israel serta Hamas menghormati komitmen mereka, melindungi warga sipil, serta menghindari tindakan yang dapat memicu permusuhan kembali.

“Kami menegaskan kembali seruan Sekretaris Jenderal untuk pengembalian jenazah semua sandera yang meninggal,” tambahnya.

Distribusi Bantuan dan Upaya Kemanusiaan

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa mitra-mitra kemanusiaan berhasil melanjutkan distribusi paket makanan di Deir al-Balah dan Khan Younis, untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir.

Israel juga disebut telah memberikan izin kepada PBB untuk menempatkan pemantau di perlintasan Kissufim, langkah yang disambut positif karena memberikan visibilitas lebih besar terhadap jalur distribusi bantuan.

Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Tom Fletcher, baru-baru ini menyelesaikan kunjungan ke Jalur Gaza, di mana ia meninjau proyek pembukaan jalan dan pusat nutrisi anak-anak yang dikelola oleh Dana Anak-Anak PBB (UNICEF). Fletcher kemudian bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah untuk membahas peningkatan bantuan selama 60 hari ke depan, serta pentingnya mempertahankan gencatan senjata di Gaza.

Selama kunjungan itu, Fletcher dan Minderoo Foundation asal Australia juga mengumumkan kontribusi senilai 10 juta dolar Australia (sekitar Rp108 miliar) untuk memperkuat operasi kemanusiaan PBB di Gaza.

Situasi di Tepi Barat Masih Mencekam

Sementara itu, OCHA melaporkan bahwa antara 7 hingga 13 Oktober, terdapat 71 serangan oleh pemukim Israel di Tepi Barat, yang sebagian besar terkait dengan musim panen zaitun. Insiden tersebut mencakup penyerangan terhadap pemanen, pencurian hasil panen, dan perusakan pohon zaitun, menyebabkan korban luka dan kerusakan properti di 27 desa Palestina.

PBB menegaskan bahwa situasi kemanusiaan di wilayah pendudukan masih sangat rentan, dan menyerukan semua pihak untuk menghormati gencatan senjata di Gaza agar upaya perdamaian dan bantuan dapat terus berjalan. (*)