TIMES PURWAKARTA, PACITAN – Hari Raya Idul Fitri merupakan momen istimewa bagi umat Islam untuk merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Selain Shalat Idul Fitri, terdapat beberapa amalan sunah yang dianjurkan untuk dilakukan, baik sebelum maupun sesudah shalat.

Mudir Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan, KH Luqman Harits Dimyathi, menjelaskan bahwa menyemarakkan Hari Raya Idul Fitri merupakan bagian dari sunnah. 

"Sebagai upaya menghidupkan Hari Raya Idul Fitri dengan berbagai amalan sunnah, seperti mandi, memakai pakaian bagus, memakai wewangian sebelum berangkat ke masjid untuk Shalat Id," tuturnya, Selasa (9/4/2024) malam. 

Anjuran ini berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW:

مَنْ أَحْيَا لَيْلَتَيْ الْعِيدِ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ

"Barangsiapa menghidupi dua malam hari raya, hatinya tidak mati di hari matinya beberapa hati," (HR. Addaruquthni)

Berikut beberapa amalan sunah yang dapat dilakukan:

Sebelum Shalat Hari Raya Idul Fitri

1. Mandi

Dianjurkan bagi laki-laki dan perempuan untuk mandi pada saat tengah malam Idul Fitri hingga tenggelamnya matahari di keesokan harinya. Waktu terbaik adalah setelah terbitnya matahari.

2. Ibadah di malam hari

Dianjurkan untuk menghidupkan malam hari raya dengan shalat, membaca shalawat, membaca Al-Quran, dan ibadah lainnya.

3. Memperbanyak bacaan takbir

Takbir dikumandangkan sejak tenggelamnya matahari pada malam 1 Syawal hingga takbiratul ihramnya imam shalat ied bagi yang berjamaah.

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ

"Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah". (QS. Al-Baqarah: 185)

Takbir Idul Fitri dikumandangkan sejak tenggelamnya matahari pada malam 1 Syawal sampai takbiratul ihramnya imam Shalat Id bagi yang berjamaah, atau takbiratul ihramnya musahlli sendiri, bagi yang shalat sendirian.

Salah satu contoh bacaan takbir yang utama:

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إلَّا إيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

(Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, Tuhfah al-Muhtaj, juz 3, hal. 54).

4. Makan sebelum berangkat sholat ied Disunnahkan untuk makan terlebih dahulu, seperti kurma dalam hitungan ganjil.

5. Jalan kaki

Berjalan kaki menuju tempat Shalat Ied hukumnya sunnah.

6. Rute jalan pergi dan pulang berbeda

Dianjurkan untuk mengambil rute perjalanan pulang dan pergi ke tempat sholat yang berbeda.

Sesudah Shalat Idul Fitri

7. Berdandan

Mengenakan pakaian yang bagus dan berpenampilan sebaik mungkin serta terlihat bahagia.

8. Memberi ucapan selamat

Memberikan ucapan selamat atas kebahagiaan yang diraih saat hari raya.

Mari kita laksanakan amalan-amalan sunah ini dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur, agar Hari Raya Idul Fitri kita semakin bermakna dan penuh berkah. (*)